MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR KRISIS IDENTITAS MASYARAKAT INDONESIA
MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
KRISIS IDENTITAS MASYARAKAT INDONESIA
Disusun oleh:
Adinda Putri Sarah
Indah Nova Riani
Izzati Hanifah
Rifqi Nur Fajar
Valdy Dewanto
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun. Tidak lupa, kami mengucakan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu kami sangat mengharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Depok, 19 Maret 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................1
Rumusan Masalah...........................................................1
Tujuan.................................................................................1
BAB II: PEMBAHASAN
Terkikisnya Jati Diri Bangsa Indonesia.....................2
Pengaruh Teknologi Terhadap Identitas Bangsa....3
Pengaruh Kebudayaan Barat.......................................3
Pengaruh Public Figure.................................................4
BAB III: PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................5
Saran...................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I: PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, arti kata identitas itu adalah: ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau suatu benda; jatidiri. Jadi jika mengacu pada pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa bangsa yang mempunyai identitas adalah bangsa yang mempunyai ciri khas dan jatidiri sendiri. Bangsa yang mempunyai identitas adalah bangsa yang bangga terhadap ciri khas dan jatidiri bangsanya karena ciri khas dan jatidiri itu tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain.
Masalah identitas inilah yang sekarang menjadi persoalan yang sangat serius di negara kita Indonesia. Saat ini, identitas bangsa kita semakin kabur, tidak jelas.Bangsa Indonesia yang seharusnya mempunyai ciri khas dan jatidiri sendiri, semakin lama semakin terkikis. Rakyat Indonesia seakan tidak bangga menjadi warga negara Indonesia dan mungkin menyesal kenapa dilahirkan di Indonesia. Mungkin untuk menyanyikan Lagu Indonesia Raya pun, bangsa ini malu dan enggan karena sudah tidak paham lagi apa makna dibalik lirik lagu kebangsaan tersebut.Kemudian (yang paling jelas kelihatan), segala hal yang berbau luar negeri langsung membuat bangsa ini terkesima, seakan-akan semua yang berbau luar negeri itu bagus dan kualitasnya lebih tinggi dari buatan dalam negeri. Inilah yang membuat negara ini semakin krisis identitas, karena bangsanya sendiri lebih suka menjadikan “hal-hal luar negeri” itu sebagai identitasnya sehari-hari.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa ketertarikan bangsa ini terhadap produk-produk luar negeri juga diakibatkan karena belum memadainya kualitas produk-produk yang dihasilkan oleh industri dalam negeri. Akibat krisis identitas yang melanda bangsa ini, rakyatnya pun menjadi orang-orang yang rendah diri, latah akan hal-hal yang berbau luar negeri dan (sepertinya) malu dilahirkan dan menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Ditambah lagi minimnya teladan dari tokoh-tokoh (seperti pejabat publik dan elit politik) yang bisa memberikan dampak positif kepada bangsa ini sehingga semakin memperparah pengikisan identitas kita sebagai suatu bangsa.
- Rumusan Masalah
- Apa yang membuat jatidiri bangsa Indonesia terkikis?
- Apa yang membuat Bangsa Indonesia terpengaruh dengan kebiasaan bangsa lain?
- Apa pengaruh public figure terhadap krisis identitas bangsa Indonesia?
- Tujuan
- Mengetahui hal-hal yang membuat jatidiri bangsa Indonesia terkikis.
- Mengetahui penyebab bangsa Indonesia terpengaruh dengan kebiasaan bangsa lain.
- Mengetahui bagaimana pengaruh public figure terhadap krisis identitas bangsa Indonesia.
BAB II: PEMBAHASAN
A. Terkikisnya Jatidiri Bangsa Indonesia
Krisis identitas memang hadir begitu saja dan adakalanya kita tak bisa menolak. Derasnya arus informasi ke otak manusia seringkali membuat manusia menyerap aneka macam pesan yang lebih cocok disebut sponsor. Film-film Amerika dan yang sedang tren sekarang yaitu film Korea sangat efektif mensponsori pemirsa untuk bergaya hidup seperti mereka.
Kriris identitas yang akut adalah apabila kita melupakan jati diri kita sendiri. Kita lupa dengan keberadaan kita untuk mengikuti gaya hidup orang lain, seperti seekor burung beo. Jati diri bangsa merupakan identitas budaya bangsa yang menyangkut struktur sosial yang sehari-hari kita pergunakan sebagai cara-cara untuk menyelengarakan kehidupan.
Ditambah lagi, kini bangsa Indonesia sedang marak-maraknya dilanda oleh era globalisasi, terutama dan terpenting yaitu generasi para penerus bangsa ini. Pengaruh dari globalisasi tersebut telah membuat kalangan muda bangsa ini kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Bangsa yang dulunya terkenal lemah lembut, sopan santun dan sangat menjunjung tinggi adat ketimuran, sekarang berubah 180 derajat. Tata busana, tata krama, tata susila, sekarang hilang musnah terbawa derasnya arus globalisasi.
Hal ini ditunjukkan dengan tanda-tanda yang terdapat dalam keseharian anak muda sekarang. Mulai dari cara berbusana, banyak remaja-remaja kita yang berteladan pada selebriti atau tokoh-tokoh hiburan dari bangsa Barat serta Asia Timur. Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Gaya berbusana tersebut kemudian diimbangi dengan gaya rambut mereka dicat berbagai warna. Tidak banyak kalangan muda yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
B. Pengaruh Teknologi Terhadap Identitas Bangsa
a. Pengaruh Kebudayaan Barat
a. Pengaruh Kebudayaan Barat
Pada umumnya masuknya budaya asing ke Indonesia sangat cepat perkembangannya. Masuknya budaya luar bisa melalui banyak cara seperti sarana media massa elektronik maupun cetak serta media dunia maya (internet dan sosial media) sangat mempengaruhi perkembangan budaya asing di Indonesia. Jika kebudayaan asing yang bersifat negatif memasuki sendi-sendi kehidupan bangsa, terutama para generasi muda tanpa diimbangi upaya pelestarian nilai-nilai budaya bangsa dikhawatirkan Bangsa Indonesia akan kehilangan jati diri sebagai bangsa.
Budaya itu sendiri adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Awal masuknya kebudayaan asing di Indonesia melalui penjajahan yang diakukan oleh orang asing, mereka tidak hanya mengambil rempah-rempah saja tetapi memasukan kebudayaan mereka di Indonesia sehingga kebudayaan rakyat Indonesia bercampur dengan kebudayaan asing.
Kebiasaan orang-orang barat yang biasa kita saksikan baik di media elektronik, cetak maupun secara langsung seperti cara berpakaian dan mode yang telah menjadi budaya masyarakat kita khususnya kalangan remaja. Pengaruh ini dapat merambat lebih cepat ke golongan bawah akibat tokoh-tokoh papan atas di jagad hiburan yang memiliki tingkat moderenisasi yang lebih tinggi. Dari perilaku dan gaya itulah di lihat sebagai panutan dan layak di tiru karena di anggap lebih maju dan modern.
Umumnya kalangan remaja Indonesia berperilaku ikut-ikutan tanpa selektif sesuai dengan nilai-nilai agama yang di anut dan adat kebiasaan yang mereka miliki. Para remaja juga merasa bahwa kebudayaan di negrinya sendiri terkesan jauh dari moderenisasi. Sehingga para remaja merasa gengsi kalau tidak mengikuti perkembangan zaman meskipun bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan budayanya. Sehingga pada akhirnya para remaja lebih menyukai kebudayaan barat, dibandingkan dengan kebudayaan kita sendiri. Dan kini nilai-nilai kebudayaan kita semakin terkikis karena di sebabkan oleh pengaruh budaya asing yang masuk ke negara kita.
b. Pengaruh Public Figure
Masa remaja merupakan saat berkembangnya jati diri (identity) atau kepribadian. kepribadian mempunyai tiga titik penting yaitu pengaruh, unik dan dinamis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepribadian dapat mempengaruhi-dipengaruhi, unik dan dinamis. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi jati diri atau kepribadian seseorang adalah dari faktor hereditas dan lingkungan termasuk idola. Melihat pada kehidupan sehari-hari dapat dikatakan bahwa para remaja yang sedang mencari jati diri atau kepribadian mulai mencari sosok yang dianggap tepat sehingga ia mulai mengidolakan seorang figur yang mempunyai pengaruh dan keunikan tersendiri, seperti cara berpakaian, cara bicara dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai berbagai macam tren yang hidup dalam pergaulan remaja, seperti cara bercanda saat sedang berkumpul, menyayikan lagu-lagu dengan menggunakan earphone, atau cara berpakaian yang bisa dibilang nyentrik dan terbuka meniru seperti selebritis yang mereka idolakan. Disamping itu semua mereka juga semakin tertarik kepada hal-hal tertentu seperti mulai tertarik mempelajari bahasa dan kebudayaan negara lain. .sebetulnya hal-hal tersebut sah-sah saja karena dapat menambah wawasan mereka disamping budaya mereka sendiri.
Sekarang tayangan televisi semakin memperburuk keadaan karena banyaknya public figure yang tidak memperdulikan apa yang mereka lakukan dalam tayangan tersebut,karena yang mereka perdulikan hanyalah uang yang mereka dapat.padahal perilaku buruk yang mereka lakukan dalam acara televisi dapat membawa dampak yang sangat buruk terhadap pembentukan karakter dan dapat menyebabkan hilangnya jati diri bangsa di remaja-remaja saat ini.
Tak hanya tayangan televisi saja sekarang sudah zamanya “sosial media” kenapa sosial media dapat dikatan membawa pengaruh juga,dikarenakan banyaknya public figure yang berpenampilan modis dan bergaya ala ala barat ini lah yang dapat mempengaruhi jiwa anak remaja saat ini ,yaitu mengikuti gaya yang mereka idolokan agar terlihat modis tetapi mereka melupakan yang namanya budaya Indonesia itu sendiri.padahal budaya Indonesia adalah budaya yang sangat indah tetapi mereka melupakannya begitu saja karena ingin terlihat modis
Seharusnya kita sebagai penerus bangsa harus tetap melestarikan budaya kita sendiri tak hanya di Indonesia saja tetapi di ranah dunia agar mereka melihat apa itu budaya yang sangat indah.
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi Identitas merupakan pembeda suatu hal dengan hal yang lain. Jadi identitas nasional dapat disimpulkan sebagai pembeda suatu bangsa dengan bangsa yang lain. Identitas bukan sesuatu yang permanent dan akan terus berubah sesuai perkembangan zaman, sama halnya seperti budaya.
Selain itu, Indonesia kini sedang mengalami krisis identitas yang dipicu oleh era globalisasi yang semakin marak dikarenakan perkembangan teknologi. Mudahnya budaya asing yang masuk budaya asing seperti budaya barat membuat budaya indonesia terkikis secara perlahan, lalu minimnya tokoh nasional dari pemerintahan maupun public figure yang bisa dijadikan panutan untuk mencintai budaya sendiri juga menambah terkikisnya identitas bangsa ini.
Kebanyakan public figure di indonesia menggunakan budaya barat sebagai contoh dalam berpakaian agar lebih terlihat modis dan modern. Sementara itu para wakil rakyat yang seharusnya menjalankan amanahnya sebagai perpanjangan tangan rakyat, untuk menyampaikan aspirasi rakyat, tidak menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu, untuk menanggulangin krisis identitas bangsa indonesia, kita harus menyadari bahwa bangsa kita mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Dengan menyadari hal tersebut, maka rasa inferior kita terhadap bangsa lain bisa kita hilangkan. Sehingga kita tidak perlu meniru budaya asing
Kita tidak perlu malu dilahirkan sebagai orang Indonesia, justru kita harus bangga. Pengakuan dunia internasional akan batik Indonesia adalah salah satu contoh pengakuan dunia akan identitas bangsa kita. Begitu juga dengan peninggalan-peninggalan sejarah seperti candi Borobudur yang sampai sekarang proses pembangunannya masih menjadi misteri.
B. Saran
Menurut Bachtiar Aly, Pemimpin Badan Sosialisasi MPR ia optimis apabila empat pilar kebangsaan diterapkan ditengah masyarakat maka rasa kebanggaan rakyat Indonesia terhadap negara akan tumbuh .
“Empat pilar ini penting untuk generasi muda karena sekarang setiap hari generasi muda kita disuguhkan hal-hal tidak tersekleksi akibat kemajuan teknologi”, tutur Bachtiar. Dan pancasila termasuk kedalam salah satu 4 pilar yang dimaksud oleh Pemimpin Badan Sosialisasi Majelis Pemusyawaratan Rakyat itu.
Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sudah selayaknya menjadi pijakan bagi bangsa untuk membangun identitasnya. Dengan adanya pendidikan karakter Pancasila, yang mengajarkan untuk mengaplikasikan nilai-nilai dari sila pancasila secara konkrit dan continual dalam bertingkah laku dan pola pikir masyarakat Indonesia.
Segala permasalahan yang ada dapat di atasi dengan penghayatan terhadap nilai-nilai yang terdapat pada setiap sila Pancasila dengan sungguh sungguh, yang dilakukan pada kehidupan sehari-hari. Dan semestinya itu menjadi unsur-unsur dari karakter ideal yang dimiliki oleh seluruh bangsa Indonesia. Yang dengan begitu bangsa Indonesia akan kembali memiliki dan bangga akan identitasnya sebagai Bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Bangsa Indonesia Semakin Krisis Identitas. (2012). Kompasiana. Diakses 12 Maret 2017, dari https://www.kompasiana.com/paul_septinus/bangsa-indonesia-semakin-krisis-identitas_550b8e298133114322b1e17e
Krisis Identitas Remaja, Salah Siapa?. (2015). Kompasiana. Diakses 15 Maret 2017, dari https://www.kompasiana.com/andifirmansyah/krisis-identitas-remaja-salah-siapa_556c4c9a5fafbdf2048b4569
Budaya. (2018). Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada 17 Maret 2018, dari https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Budaya&oldid=13759256
Dampak Masuknya Budaya Asing Barat Terhadap Budaya Bangsa Indonesia. (2011). Kompasiana. Diakses pada 17 Maret 2018, dari http://sosbud.kompasiana.com/2011/08/09/dampak-masuknya-budaya-asing-barat-terhadap-budaya-bangsa-indonesia/
Respons Masyarakat Perubahan Sosial Budaya. (2014). Artikelsiana. Diakses pada 17 Maret 2018, dari http://www.artikelsiana.com/2014/09/Respons-Masyarakat-Perubahan-Sosial-Budaya.html
Komentar
Posting Komentar