Profil Dan Biodata Pangeran Diponegoro
Pahlawan
- pahlawan yang selama ini kita kenal dan kita pelajari semasa sekolah sangat
berperan dalam kemerdekaan Negara Indonesia. Baik secara Politik, perang dan
sebagainya. jasa - jasa mereka sangat besar bagi negara kita ini, dan kita
wajib untuk mengenangnya dan mencontohnya serta mengambil pelajran dari setiap
kisah masing - masing tokohnya.
Berikut
ini akan dibahas profil dan biodata dari Pangeran Diponegoro:
Diponegoro merupakan seorang keturunan dari kerajaan Mataram Islam, yakni putra dari Hamengkubuwono III sedangkan ibunya bernama Raden Ayu Mangkarawati (seorang selir). Beliau memiliki 9 Istri termasuk di dalamnya selir.
Sebagaimana sejarah Pangeran Diponegoro yang pasti sudah kamu ketahui, Diponegoro merupakan sosok keturunan keraton yang bersifat arif dan bijaksana. Konon karena sikapnya yang rendah hati, beliau tidak menginginkan menjadi seorang raja dan memilih untuk hidup sederhana.
Setidaknya Pangeran Diponegoro mempunyai 12 putra dan 10 orang putri, yang keturunannya semuanya kini hidup tersebar di seluruh dunia, termasuk Jawa, Sulawesi, dan Maluku bahkan di Australia, Serbia, Jerman, Belanda, dan Arab Saudi.
Ya sekian pembhasan singkat dari Pangeran Diponegoro, semoga memberi manfaat ya :D
- Biodata Pangeran Diponegoro
Nama
Kecil : Bendoro Raden Mas Ontowiryo
Nama
Kenal : Pangeran Diponegoro
Tempat
Lahir : Ngayogyakarta, 11 November 1785
Agama
: Islam
Wafat
: Makassar, 8 Januari
1855
Jabatan
dalam Keraton : Pendamping Hamengkubuwono V
Gelar
: Pahlawan Nasional
Diponegoro merupakan seorang keturunan dari kerajaan Mataram Islam, yakni putra dari Hamengkubuwono III sedangkan ibunya bernama Raden Ayu Mangkarawati (seorang selir). Beliau memiliki 9 Istri termasuk di dalamnya selir.
Sebagaimana sejarah Pangeran Diponegoro yang pasti sudah kamu ketahui, Diponegoro merupakan sosok keturunan keraton yang bersifat arif dan bijaksana. Konon karena sikapnya yang rendah hati, beliau tidak menginginkan menjadi seorang raja dan memilih untuk hidup sederhana.
Setidaknya Pangeran Diponegoro mempunyai 12 putra dan 10 orang putri, yang keturunannya semuanya kini hidup tersebar di seluruh dunia, termasuk Jawa, Sulawesi, dan Maluku bahkan di Australia, Serbia, Jerman, Belanda, dan Arab Saudi.
- Sejarah Perang Diponegoro
Perang
Diponegoro merupakan salah satu perang terbesar yang pernha dialami oleh
Belanda selama menjajah Indonesia. Peperangan ini melibatkan seluruh wilayah
Jawa, maka perang ini disebut sebagai perang Jawa. Perang Jawa diawali dengan
ketidak sukaan Diponegoro dengan Pemerintah Belanda yang memasang patok ditanah
iliki Diponegoro di desa Tegalrejo. Saat itu, Diponegoro memang sudah muak
dengan perlakuan Belanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan
sangat mengeksploitasu rakyat dengan pembebanan pajak.
Sikap
Diponegoro yang secara terbuka menentang Belanda banyak mendapat simpati dan
dukungan rakyat. Sehingga atas saran dari pamannya yaitu GPH Mangkubumi,
Diponegoro menyingkir dari Tegalrejo dan membuat markas disebuah gua yang
bernama Gua Selarong. Saat itu, Diponegoro menyatakan bahwa perlawanan terhadap
Belanda adalah Perang Sabil, yaitu perang menghadapi kaum kafir.
Semangat
perang Sabil yang dikobarkan oleh Pangeran Diponegoro membawa pengaruh besar
terhadap rakyat hingga meluas ke wilayah Pacitan dan kedu. Bahkan seorang tokoh
agama di Surakarta, yaitu Kiyai Maja ikut bergabung dengan pasukan Diponegoro
di Gua Selarong. Perjuangan Pangeran Diponegoro didukung oleh Sunan Pakubuwana
VI dan Raden Tumenggung Prawiradigdaya Bupati Gagatan.
Selama
perang yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro, Belanda mengalami kerugian
banyak karena tidak kurang dari 15.000 tentara dan 20 juta Gulden. Berbagai
cara terus diupayakan oleh Belanda untuk menangkap Diponegoro. Bahkan dalam
sayembaranya Belanda memasang tarif dan hadiah 50.000 Gulden diberikan kepada
siapa saja yang bisa menangkap Diponegoro, hingga akhirnya ditangkap pada 1830.
Pada tahun
1827, Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dena menggunakan sistem
benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Dan pada tahun 1829, Kyai Maja
pemimpin spiritual pemeberontak di tangkap.
- Penangkapan Pangeran Diponegoro
Pada
tanggal 16 Februari 1830 Pangeran Diponegoro dan Kolonel Cleerens bertemu di
Remo Kamal, Bagalen. Saat itu Cleerens mengusulkan agar Pangeran dan
pengikutnya berdiam di Menoreh sambil menunggu kedatangan Letnan Gubernur
Jenderal Markus de Kock dari Batavia.
Tanggal 28
Maret 1830, Pangeran Diponegoro menemui Jenderal de Kock di Magelang. De kock
memaksa mengadakan perundingan dan mendesak Dipoengoro untuk menghentikan
perang. Permintaan itu ditolak oleh Diponegoro. Tapi Belanda telah menyiapkan
penyergapan dengan teliti. Hari itu juga Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke
Unggaran, lalu kemudian dibawa ke Gedung Karesidenan Semarang, dan langsung ke
Batavia menggunakan kapal Pollux pada 5 April. Hingga wafatnya di Benteng
Rotterdam pada tanggal 8 Januari 1855.
Setelah
ditangkapnya Pangeran Diponegoro, perang dilanjutkan oleh para putra Pangeran
Diponegoro yaitu Ki Sodewa atau Bagus Singlon, Dipaningrat, Dipanegara Anom,
Pangeran Joned yang terus-menerus melakukan perlawanan walaupun harus berakhir
tragis. Empat putra Pangeran Diponegoro dibuang ke Ambon, sementara Pangeran
Joned terbunuh dalam peperangan, begitu juga Ki Sodewa.
Berakhirnya
Perang Jawa merupakan akhir perlawanan bangsawan Jawa. Perang Jawa banyak
memakan korban dari pihak pemerintah Hindia sebanya 8.000 serdadu berkebangsaan
Eropa, Pribumi sebanyak 7.000 dan 200.00 orang Jawa. Akibat perang ini jumlah
penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya.
Bagi
sebagian kalangan dalam Keraton Ngayoyakarta, Pangeran Diponegoro dianggap
sebagai pemberontak. sehingga konon anak cucu nay tidak diperbolehkan masuk ke
dalam Kraton, namun ketika Kraton dalam kepemimpinan Sultan Hamengkubuwono IX
memberikan amnesti bagi keturunan Diponegoro, dengan memberikan semangat
kebangsaan yang dimiliki Pangeran Diponegoro kala itu, kini anak cucu keturunan
Dipnegoro dapat bebas masuk Kraton, terutama untuk mengurus silsilah bagi
mereka tanpa rasa takut akan diusir lagi.
Ya sekian pembhasan singkat dari Pangeran Diponegoro, semoga memberi manfaat ya :D
Komentar
Posting Komentar